Sukses bagi saya adalah mindset. Sukses adalah saya;
saya adalah sukses. Sukses bukan tujuan, bukan pula perjalanan. Success is
about being dan becoming.
Berani dan overconfident kedengarannya? Mungkin, yang jelas ribuan bahkan
jutaan manusia “sukses” di dunia alias manusia bermental juara mempunyai
mindset seperti ini.
Apakah Anda perlu menjadi juara tenis tingkat Wimbledon atau juara golf
profesional di PGA Pebble Beach untuk disebut “sukses”? Apakah Anda perlu
mengendarai Corvette dan Lexus SUV hybrid? Jelas tidak. Seorang bermental juara
alias bermindset “orang sukses” bisa jadi hanyalah seorang salesman saja.
Ambillah contoh Bill Porter, seorang salesman door-to-door dari Portland,
Oregon yang terlahir dengan cerebral palsy. Ia berjalan kaki setidaknya 10
mil perhari selama 40 tahun dengan tertatih-tatih setiap hari tanpa
mengeluh. Hebatnya, karena tubuhnya bagian kiri tidak bekerja sebagaimana
orang normal, ia sebenarnya sangat sulit untuk berjalan tegak dan berbicara
dengan jelas. (Baca www.billporter.com, film “Door to Door” dan buku
berjudul “Ten Things I Learned from Bill Porter” oleh Shelly Brady.) Dengan
penghasilan pas-pasan dari seorang salesman rumah ke rumah, jelas di mata oang
awam ia tidaklah termasuk kategori “sukses secara finansial.”
Namun, bagi saya, Bill Porter adalah salah satu orang paling sukses di
dunia yang amat sangat saya kagumi. Salah satu cita-cita saya adalah bertemu
muka dengan beliau suatu hari.
Nah, lantas apa resep 10 tip sukses ala Jennie?
**
*Satu*, bersyukurlah atas hari ini. “Just to be alive is a grand thing,”
kata Agatha Christie, salah satu novelis detektif terkemuka. Jauhkanlah
perasaan depresi dan sedih tanpa juntrungan. Jalani setiap hari dengan hati
penuh syukur. Ingatlah akan Bill Porter. Kalau dia bisa jadi seorang
salesman berhasil, apapun yang Anda inginkan sebenarnya pasti bisa
tercapai.
**
*Dua*, belajarlah seakan-akan Anda akan hidup selamanya, hiduplah
seakan-akan Anda akan mati besok. Mohandas Gandhi pernah berkata demikian,
“Live as if you were to die tomorrow, learn as if you were to live forever.”
Belajar terus, upgrade diri terus dengan berbagai cara baik yang memerlukan
effort maupun effortlessly.
**
*Tiga,* setiap ketrampilan pasti ada penggunanya. Ini saya dapat dari salah
satu sahabat saya seorang wanita blonda dari San Diego.
Sahabat saya Crystal ini pernah membesarkah hati saya, “There are all kinds
of writers, there are all kinds of readers.” Ketika saya down karena merasa
incompetent bertarung dengan penulis-penulis lokal di sini, Crystal mengingatkan
bahwa setiap jenis penulis pasti ada pembacanya
(niche). Find your niche, so you find your place in the world.
**
*Empat*, bukalah jalan sendiri, orisinil. Ralph Waldo Emerson once said,
“Do not go where the path may lead, go instead where there is no path and leave
a trail.”
**
*Lima,* belajar mencintai apa yang Anda punyai, bukan berangan-angan akan
apa yang Anda tidak miliki. Use whatever you have at hand, impian hanya akan
menjadi nyata kalau Anda menggunakan instrumen yang kasat mata saat ini juga.
**
*Enam*, lihat apa yang kelihatan dan lihat apa yang belum kelihatan.
Gunakan visi dan misi untuk mengenal apa yang Anda tuju. Seringkali, apa yang
belum kelihatan adalah blue print untuk sukses Anda. Begitu kelihatan, ia akan
menjadi semacam de ja vu.
**
*Tujuh*, telan kepahitan hidup dan bersiap-siaplah dalam menyongsong hari
baru. Setiap hari adalah hari baru. Bangunlah tiap pagi dengan hati yang
curious akan apa yang akan Anda alami hari itu. Be excited, be courageous to
start the day.
**
*Delapan,* semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda akan menerima.
The more you give, the more you get in return. Dalam marketing, ini mungkin
disebut sebagai taktik public relations atau publicity. Namun, dalam kehidupan
sehari-hari, ini juga berlaku tanpa diselipi dengan iming-iming tertentu. Saya
sendiri sudah membuktikannya. Semakin banyak kita memberi (dalam arti luas,
tidak terbatas uang dan materi), semakin besar penghargaan dan berkat yang kita
terima.
**
*Sembilan*, jadilah mentor diri sendiri. What would Oprah do? Itu yang saya
pakai sebagai ukuran. Saya tidak memilih Nabi atau pembesar negara, namun
seorang wanita berkulit berwarna yang telah membalikkan nasibnya sendiri
menjadi salah satu orang berpengaruh di dunia.
**
*Sepuluh*, saya eksis dengan maupun tanpa tubuh saya. Setidak-tidaknya
sekali sehari, saya mengingatkan diri sendiri bahwa hidup ini bukanlah untuk
selamanya. Maka berbuatlah terbaik pada saat ini juga. Jangan tunggu-tunggu
lagi. “Just do it,” kata Cher di Farewell Concertnya beberapa tahun yang
lampau. I do my best every chance I have. Berbuatlah terbaik di
setiapkesempatan, karena itu mungkin yang terakhir.
Ingatlah sukses bukanlah tujuan, bukan pula perjalanan. Sukses adalah
mindset. Bukan hanya cogito er go sum (saya berpikir maka saya ada), namun sum
ego prosperitas (sukses adalah saya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar